ITMAMUL HARAKAT

 

ITMAMUL HARAKAT

( Kesempurnaan Pengucapan Harakat )

A.    Macam -macam harakat

1.      Fathah

2.      Kasrah

3.      Dhammah

B.     Cara menyempurnakan harakat

1.      Harakat Fathah

Qari’ wajib membuka mulut saat membaca huruf yang berharakat fathah seperti bentuk melafalkan alif .

\

2.      Harakat Kasrah

Qari’ wajib merendahkan rahang mulut bagian bawah dan mengangkat bagian tengah lidah saat membaca huruf-huruf berharakat kasrah, seperti bentuk melafalkan ya’

3.      Harakat Dhammah

Qari’ wajib menyatukan kedua bibir saat membaca huruf-huruf berharakat dhammah seperti bentuk melafalkan wawu

 

4.      Untuk huruf sukun keluar dari makhraj aslinya tanpa disertai ketentuan sebelumnya

Catatan:

·         Dhammah adalah wawu pendek ,fathah adalah alif pendek, dan kasrah adalah ya’pendek. Untuk itu,suara harakat sesuai dengan suara huruf-huruf mad aslinya. Hanya saja durasi waktunya leboh pendek

·         Saat melafalkan huruf berkharakat, ada dua hal yang harus kita lakukan:

a.       Kita keluarkan huruf dari makhraj aslinya tanpa memperpanjang melebihi yang seharusnya

b.      Setelah itu secara langsung disertai makhraj asli harakat

 

C.    Kesalahan – kesalahan yang terjadi saat melafalkan fathah

1.      Mencampurkan suara fathah dengan sedikit suara kasrah. Contoh:    وَنَمَارِقُ   

2.      Mencampurkan suara fathah dengan sedikit suara dammah. Contoh:. خَتَمَ

3.      Mecampur suara fathah dengan sukun karena tidak membuka mulut dengan ukuran semestinya saat melafalkannya. Contoh: كَتَبَ

 

D.    Kesalahan – kesalahan yang terjadi saat melafalkan kasrah

1.      Mencampur suara kasrah dengan suara fathah. Contoh:اْلمَغْرِبِ 

2.      Mencampur suara kasrah dengan sukun karena tidak mengangkat tengah lidah dan tidak merendahkan rahang mulut bagian bawah dengan ukuran semestinya saat melafalkannya. Contoh:الصِّرَاطَ  

 

E.     Kesalahan – kesalahan yang terjadi saat melafalkan dhammah

1.      Mencampur suara dhammah dengan sedikit suara fathah. Contoh:إِنَّكُمْ  

2.      Mencampur sedikit suara dhammah dengan sedikit suara kasrah. Contoh:  

كَانَ ءَابَآؤُكُمۡ وَأَبۡنَآؤُكُمۡ وَإِخۡوَٰنُكُمۡ وَأَزۡوَٰجُكُمۡ وَعَشِيرَتُكُمۡ

3.      Mencampur suara dhammah dengan sukun karena tidak menggabungkan kedua bibir dengan ukuran semestinya saat melafalkannya. Contoh:  نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ 

 

F.     Dua sukun bertemu dalam satu atau dua kata

1.      Dua huruf bersukun bertemu dalam satu kata saat membaca Al quran

Menyatukan dua huruf sukun dalam satu kata sah dalam satu kondisi berikut:

a.       Huruf pertama diantara dua huruf sukun berupa huruf mad atau layyin. Contoh: وَلَا ٱلضَّآلِّينَ

b.      Sukun huruf kedua adalah sukun aridh(bukan asli) Contoh:  ٱلرَّحِيمِ 

2.      Dua huruf bertemu dalam dua kata

Orang arab tidak menyatukan dua huruf sukun dalam dua kata. Jika hal ini terjadi, mereka menghindarinya melalui salah satu di antara du acara berikiut:

a.      Menggugurkan sukun yang pertama jika hurufnya mad. Contoh: وَقَالَ اْلحَمْدُ لِلَّهِ 

b.      Memberi harakat pada huruf sukun yang pertama jika berupa huruf shahih,layyin, atau tanwin. Contoh:

·         مِنَ اللَّهِ

·          نُوْحٌ ابْنَهُ

·        طُوًى اذْهَبْ

 

 

 

Catatan:

Aslinya kaidah menghindari pertemuan dua sukun pada dua kalimat adalah memberi harakat kasrah huruf sukun yang pertama.

Contoh: قُلِ اللَّهُمَّ  

Kaidah ini kadang tidak berlaku, bisa jadi:

1.      Kasrah menjadi fathah, karena fathah adalah harakat yang paling ringan. Contoh: مِنَ اللَّهِ 

2.      Kasrah menjadi dhammah pada mim jamak. Contoh:  عَلَيْهِمُ اْلقِتَالُ   

3.      Atau berubah menjadi huruf sejenis. Contoh:  دَعَوُا اللَّهَ 

 

 

Sumber: Kitab At Tajwid Al Mushawwar, karya Dr. Aiman Rusydy Suwaid


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKHORIJUL HURUF

Makhorijul Huruf ( Al Lisan 1)

Makhorijul Huruf ( Al Lisan 3)