Motivasi Mempelajari Al Quran
Al-qur'an
adalah firman Allah Subhaanahuwata'aala. Diturunkan kepada Rasul-Nya dalam
bentuk wahyu. Orang-orang mukmin mengimaninya dengan keimanan yang
sebenar-benarnya. Mereka beriman tanpa keraguan, bahwa Alquran adalah firman
Allah dengan sebenarnya. Bukan ciptaan-Nya, seperti layaknya perkataan makhluk,
barang siapa mendengarnya dan menganggap sebagai perkataan manusia, maka ia
telah kafir.
Al-quran
ini diturunkan kepada Rasul-Nya, Muhammad Shalallohu'alaihiwasallam untuk
menyelamatkan manusia dari kegelapan, menuju cahaya. Allah berfirman:
"(Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan
manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan
mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji".
(Ibrahim: 1).
Dengan
Alquran, Allah telah membukakan mata yang buta, telinga yang tuli dan hati yang
lalai. Bila dibaca dengan benar, dipahami setiap surat dan ayat-ayatnya,
dipahami secara mendalam setiap kalimat dan kata-katanya, tidak keluar dari
batas-batasnya, melaksanakan perintah-perintah yang ada di dalamnya, menjauhi
larangan-larangan, berakhlak dengan apa yang disyariatkan, dan menerapkan
prinsip-prinsip dan nilai terhadap dirinya, keluarga dan masyarakatnya, maka
akan menjadikan umat Islam merasa aman, tenteram dan bahagia di dunia dan
akhirat. Allah berfirman: "Orang-orang yang telah Kami berikan Al-Kitab
kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman
kepadanya". (Al-Baqarah: 121
Begitu
besar keutamaan Al Quran maka Ahlul Quran memiliki kedudukan hamba yang paling
mulia dan tinggi di sisi Allâh Azza wa Jalla. Hadits Rasûlullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam berikut ini menunjukkan agungnya kedudukan ini: Dari Anas bin
Mâlik Radhiyallahu anhu beliau berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ
قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَنْ هُمْ؟ قَالَ: هُمْ أَهْلُ الْقُرْآنِ، أَهْلُ
اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ “Sesungguhnya di antara manusia ada yang
menjadi ‘ahli’ Allâh”. Para Sahabat Radhiyallahu anhum bertanya, “Wahai
Rasûlullâh! Siapakah mereka?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“Mereka adalah ahli al-Qur’an, (merekalah) ahli (orang-orang yang dekat dan
dicintai) Allâh dan diistimewakan di sisi-Nya. Hadits ini menunjukkan tingginya
kedudukan dan kemuliaan orang-orang yang menjadi ahli al-Qur’an, karena mereka
disebut sebagai ‘ahli Allâh’. Artinya merekalah para wali (kekasih) Allâh Azza
wa Jalla yang sangat dekat dan istimewa di sisi-Nya, sebagaimana seorang
manusia dekat dengan ‘ahli’ (keluarga)nya. Gelar ini merupakan bentuk pemuliaan
dan pengagungan terhadap mereka. Keutamaan dan kemuliaan besar ini tentu
menjadikan setiap orang yang beriman kepada Allâh Azza wa Jalla dan hari akhir,
berusaha untuk mengejar dan meraihnya. Apalagi Allâh Azza wa Jalla telah
menjanjikan bahwa al-Qur’an akan Allâh Subhanahu wa Ta’ala jadikan mudah
sebagai petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang beriman, termasuk dalam
hal memahami kandungannya dan meraih kemuliaan sebagai ahlinya. Allâh Azza wa
Jalla berfirman: وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ
لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan
al-Qur’an untuk peringatan atau pelajaran, maka adakah orang yang (mau)
mengambil pelajaran? [Al-Qamar/54:17]. Selain keutamaan diatas masih banyak
keutamaan yang bisa kita dapatkan dari mempelajari Al Quran ,diantaranya :
1.
Sebaik-baik manusia adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
خَيْرُكُمْ
مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَه
“Sebaik-baik
kamu adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
2.
Orang yang mahir membaca Alquran akan bersama para malaikat
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الْمَاهِرُ
بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ
الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
“Orang
yang lancar membaca Alquran akan bersama malaikat utusan yang mulia lagi
berbakti, sedangkan orang yang membaca Alquran dengan tersendat-sendat lagi
berat, maka ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Muslim)
Orang
yang tersendat-sendat dalam membaca Alquran mendapatkan dua pahala adalah hasil
dari membaca Alquran dan karena telah bersusah payah untuknya.
3.
Orang yang membaca Alquran diibaratkan seperti buah utrujjah yang luarnya wangi
dan dalamnya manis.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَثَلُ
الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْأُتْرُجَّةِ رِيحُهَا
طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ
الْقُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ وَمَثَلُ
الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ
وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ
كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ (البخاري)
“Perumpamaan
orang mukmin yang membaca Alquran adalah seperti buah utrujjah; aromanya wangi
dan rasanya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Alquran adalah seperti buah
kurma; tidak ada wanginya, tetapi rasanya manis. Orang munafik yang membaca
Alquran adalah seperti tumbuhan raihaanah (kemangi); aromanya wangi tetapi
rasanya pahit, sedangkan orang munafik yang tidak membaca Alquran adalah
seperti tumbuhan hanzhalah; tidak ada wanginya dan rasanya pahit.” (HR.
Bukhari-Muslim)
4 Alquran akan memberi syafaat kepada
pembacanya
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اقْرَءُوا
الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
“Bacalah
Alquran, karena ia akan datang pada hari kiamat memberikan syafaat kepada
pembacanya.” (HR. Muslim)
5
Membaca satu atau dua ayat Alquran lebih baik daripada memperoleh satu atau dua
ekor onta yang besar
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada para sahabat:
«
أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يَغْدُوَ كُلَّ يَوْمٍ إِلَى
بُطْحَانَ أَوْ إِلَى الْعَقِيقِ فَيَأْتِىَ مِنْهُ بِنَاقَتَيْنِ كَوْمَاوَيْنِ
فِى غَيْرِ إِثْمٍ وَلاَ قَطْعِ رَحِمٍ » . فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ نُحِبُّ
ذَلِكَ . قَالَ « أَفَلاَ يَغْدُو أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَيَعْلَمَ أَوْ
يَقْرَأَ آيَتَيْنِ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ خَيْرٌ لَهُ مِنْ نَاقَتَيْنِ
وَثَلاَثٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثٍ وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَرْبَعٍ وَمِنْ
أَعْدَادِهِنَّ مِنَ الإِبِلِ » .
“Siapakah
di antara kalian yang suka berangkat pagi setiap hari ke Bathhan atau ‘Aqiq dan
pulangnya membawa dua onta yang besar punuknya tanpa melakukan dosa dan
memutuskan tali silaturrahim?” Para sahabat menjawab, “Wahai Rasulullah, kami
suka hal itu.” Beliau bersabda: “Tidak adakah salah seorang di antara kamu yang
pergi ke masjid, lalu ia belajar atau membaca dua ayat Alquran? Yang sesungguhnya
hal itu lebih baik daripada memperoleh dua ekor onta, tiga ayat lebih baik
daripada tiga ekor onta, empat ayat lebih baik daripada empat ekor onta dan
(jika lebih) sesuai jumlah itu dari beberapa ekor onta.” (HR. Muslim)
6.
Rahmat dan ketentraman akan turun ketika berkumpul membaca Alquran
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا
اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ
وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ
وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ
فِيْمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah
berkumpul sebuah kaum di salah satu rumah Allah, mereka membaca kitab Allah dan
mempelajarinya, kecuali akan turun ketentraman kepada mereka, diliputi oleh
rahmat, dikelilingi oleh para malaikat dan Allah akan menyebut mereka ke
hadapan makhluk di sisi-Nya.” (HR. Muslim)
7.
Membaca satu huruf Alquran akan memperoleh sepuluh kebaikan
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ
قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ
أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ
وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Barangsiapa
yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu
kebaikan dengan huruf itu, dan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi
sepuluh. Aku tidaklah mengatakan Alif Laam Miim itu satu huruf, tetapi alif
satu huruf, lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)
8.
Pembaca Alquran akan ditinggikan derajatnya
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يُقَالُ
لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي
الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَأُ بِهَا
“Akan
dikatakan kepada pembaca Alquran “Bacalah dan naiklah (ke derajat yang tinggi),
serta tartilkanlah sebagaimana kamu mentartilkannya ketika di dunia, karena
kedudukanmu pada akhir ayat yang kamu baca.” (Hasan shahih, HR. Tirmidzi)
9.
Dengan Alquran, Allah meninggikan suatu kaum dan dengannya pula Allah
merendahkan suatu kaum
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ
اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ
“Sesungguhnya
Allah meninggikan suatu kaum karena Alquran ini dan merendahkan juga
karenanya.” (HR. Muslim)
Yakni
bagi orang yang mempelajari Alquran dan mengamalkan isinya, maka Allah akan
meninggikannya. Sebaliknya, bagi orang yang mengetahuinya, namun malah
mengingkarinya, maka Allah akan merendahkannya.
10.
Orang yang membaca Alquran secara terang-terangan seperti bersedekah secara
terang-terangan
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اَلْجَاهِرُ
بِالْقُرْآنِ كَالْجَاهِرِ بِالصَّدَقَةِ وَ الْمُسِرُّ بِالْقُرْآنِ كَالْمُسِرِّ
بِالصَّدَقَةِ
“Orang
yang membaca Alquran terang-terangan seperti orang yang bersedekah
terang-terangan, dan orang yang membaca Alquran secara tersembunyi seperti
orang yang bersedekah secara sembunyi.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’i,
lihat Shahihul Jaami’: 3105)
Oleh
karena itu, bagi orang yang khawatir riya’ lebih utama membacanya secara
sembunyi. Namun jika tidak khawatir, maka lebih utama secara terang-terangan.
11.
Para penghapal Alquran dimuliakan oleh Islam
Di
antara bentuk pemuliaan Islam kepada mereka adalah:
a. Mereka
lebih berhak diangkat menjadi imam
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Hendaknya yang mengimami suatu kaum itu orang yang paling banyak
(hapalan) terhadap Kitab Allah Ta’ala (Alquran). Jika mereka sama dalam
hapalan, maka yang lebih mengetahui tentang sunah. Jika mereka sama dalam
pengetahuannya tentang sunah, maka yang paling terdepan hijrahnya. Jika mereka
sama dalam hijrahnya, maka yang paling terdepan masuk Islamnya –dalam riwayat
lain disebutkan “Paling tua umurnya”-, janganlah seorang mengimami orang lain
dalam wilayah kekuasaannya, dan janganlah ia duduk di tempat istimewa yang ada
di rumah orang lain kecuali dengan izinnya.” (HR. Muslim)
Mereka
lebih didahulukan dimasukkan ke dalam liang lahad, jika banyak orang yang
meninggal
Pada saat perang Uhud banyak para sahabat
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang gugur, maka Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam memerintahkan agar yang lebih didahulukan dimasukkan ke liang
lahad adalah para penghapal Alquran.
c. Berhak
mendapatkan penghormatan di masyarakat
Oleh
karena itu, di zaman Umar bin Khaththab radhiallahu ‘anhu, para penghapal
Alquran duduk di majlis musyawarahnya.
d. Berhak
diangkat menjadi pimpinan safar
Imam Tirmidzi meriwayatkan –dan dia
menghasankannya- bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengirim
utusan beberapa orang, lalu beliau meminta masing-masing untuk membacakan
Alquran, maka mereka pun membacakan Alquran. Ketika itu ada anak muda yang
ternyata lebih banyak hapalannya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
berkata kepadanya: “Surat apa saja yang kamu hapal, wahai fulan?” Ia menjawab:
“Saya hapal surat ini, itu dan surat Al Baqarah.” Beliau berkata: “Apakah kamu
hapal surat Al Baqarah?” Ia menjawab: “Ya.” Maka Beliau bersabda:
“Berangkatlah, kamulah ketuanya.”
Ketika
itu ada seorang yang terkemuka di antara mereka berkata: “Demi Allah, tidak ada
yang menghalangiku untuk mempelajari suratAl Baqarah selain karena khawatir
tidak sanggup mengamalkannya.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
تَعَلَّمُوا الْقُرْآنَ، وَاقْرَأُوْهُ
فَاِنَّ مَثَلُ الْقُرْآنِ لِمَنْ تَعَلَّمَهُ فَقَرَأَهُ وَقَامَ بِهِ كَمَثَلِ
جِرَابٍ مَحْشُوٍّ مِسْكًا يَفُوْحُ رِيْحُهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ، وَمَنْ
تَعَلَّمَهُ فَيَرْقُدُ وَهُوَ فِي جَوْفِهِ كَمَثَلِ جِرَابٍ أُوْكِىَ عَلَى
مِسْكٍ
“Pelajarilah
Alquran dan bacalah, karena perumpamaan Alquran bagi orang yang mempelajarinya
kemudian membacanya seperti kantong yang penuh dengan minyak wangi, dimana
wanginya semerbak ke setiap tempat, dan perumpamaan orang yang mempelajarinya
kemudian tidur (tidak mengamalkannya) padahal Alquran ada di hatinya seperti
kantong yang berisi minyak wangi namun terikat.”
Demikianlah diantara keutamaan mempelajari Al Quran. Semoga kita semua selalu diberi
kemudahan dalam mempelajari Al Quran dan mendapatkan keutamannya. Aamiin
Komentar
Posting Komentar